Mengulas tentang ragam fakta, peristiwa, cerita, ilmu pengetahuan, tips, artikel, photo, semua unik dan fenomenal.

Hal-Hal Unik Pemicu Krisis Ekonomi Global

Tingginya suku bunga bank, lesunya aktivitas pembelian dunia, kebijakan moneter yang tidak memihak pasar, dan gejolak perang di berbagai belahan dunia adalah sebagian penyebab "lazim" melonjak atau melemahnya perekonomian di suatu negara tertentu (atau dunia). Namun ternyata ada beberapa kondisi tidak lazim yang juga pernah menjadi penyebab krisis perekonomian suatu negara dan dunia.

Apa saja pemicu krisis ekonomi yang tidak lazim itu?

1.  SOTO AYAM


Sebuah media online beberapa waktu lalu mengeluarkan berita yang cukup mengejutkan : Soto Ayam menjadi penyebab utama laju inflasi di Indonesia (tepatnya Pulau Jawa) bulan Maret 2012 silam. Menurut Wien Kudiatmono, Ketua Badan Pusat Statistik Yogyakarta, pada bulan Maret 2012 silam, harga beras menurun 2.14% disebabkan terjadinya panen raya dan adanya Operasi Pasar yang dilakukan Bulog Direv DIY. Walau harga beras turun, namun tidak diikuti dengan turunnya harga komoditi lain. Bahkan BPS menemukan, konsumsi masyarakat terhadap Soto Ayam justru meningkat tajam saat itu, sedangkan harga per porsinya tidak mengalami peningkatan. Akibat hal ini, Soto Ayam menjadi penyumbang terbesar (0.09%) inflasi yang terjadi di Indonesia, khususnya di DI Yogyakarta.
(Berita selengkapnya dapat Anda temukan di sini :  http://id.berita.yahoo.com/soto-ayam-pengaruhi-inflasi-di-yogya-032549110.html)

2. INFLASI HARAM DI ZIMBABWE
Zimbabwe pernah menggoreskan rekor dalam sejarah sebagai negara dengan tingkat inflasi tertinggi, yaitu 12,563%. Di tahun 2000 - 2008, Zimbabwe dihantam hyperinflasi akibat perang saudara yang berkepanjangan di sana. Hal ini mengakibatkan produksi hasil bumi dan pertanian menurun hingga 45%. Industri dan perdagangan Zimbabwe turun hingga 28%, mengakibatkan angka pengangguran meningkat tajam hingga 80%. Tingkat korupsi yang tinggi, diperparah dengan tidak adanya kontrol inflasi di Zimbabwe, menyebabkan tingkat inflasi Zimbabwe mengalami titik paling rendah dalam sejarah perekonomian dunia, di mana pada bulan Desember 2008, negara tersebut  diprediksikan mengalami inflasi hingga 6.5 quindecillion novemdecillion persen (alias 65 dengan 107 nol di belakangnya) !!!
Tahun 2007, Pemerintah Zimbabwe mengeluarkan peraturan "konyol" yang mengharamkan inflasi. Semua pedagang dilarang menaikkan harga komoditi apapun yang mereka jual. Sementara itu, untuk menutupi kebutuhan moneter, Pemerintah menginstruksikan bank untuk mencetak uang dalam jumlah yang cukup besar setiap hari yang menyebabkan tingkat inflasi Zimbabwe menjadi sangat tidak terkendali dan mencapai puncaknya di bulan Desember 2008, sebuah "prestasi" inflasi terbesar yang pernah dialami sebuah negara di dunia ini.

3. HARGA BERAS & CABE MEROKET, INFLASI JUGA MELAMBUNG
Mungkin tidak ada negara lain di dunia ini - selain Indonesia - yang tingkat inflasinya terpengaruh (kalo tidak ingin disebut "tergantung") dari pergerakan harga beras dan cabe di pasar lokal.
Seperti yang terjadi di tahun 2010 tatkala terjadi kelangkaan komoditi pangan di pasaran sebagai akibat gagal panen, harga-harga barang tersebut mengalami kenaikan yang cukup pesat, terutama beras dan cabe yang saat itu mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
Kenaikan harga pangan itu menjadi penyumbang inflasi tahun 2010 di Indonesia. Semula BI memperkirakan kenaikan inflasi di tahun 2010 hanya berkisar 5%. Namun dengan berkurangnya pasokan beras di pasar serta meningkatnya harga cabe di pasar dikarenakan kurangnya stsok di pasar, inflasi waktu itu menjadi 6%, di mana komoditi tersebut "menyumbang" 0.12 - 1% inflasi. Mungkin jika rakyat Indonesia tidak doyan makan nasi dan sambel, inflasi sebesar ini tidak akan terjadi ...

4.PASAR SAHAM BERGEJOLAK GARA-GARA AKTOR FILM
Jangan kira aktor film hanya berjaya di layar lebar atau layar televisi saja. Di dunia nyata pun ternyata kehadiran mereka mampu menggoyang perekonomian dunianya. Bukan karena kesuksesan film mereka (yang mendatangkan pendapatan negara dalam bentuk pajak), tetapi justru kehadiran mereka menimbulkan krisis finansial. Salah satu aktor yang sempat "memporak-porandakan" perekonomian dunia adalah Adam Cheng, aktor veteran dan legendaris Hong Kong yang pernah populer di era 80-90an. 
Bulan Oktober 1992 silam, TVB (sebuah stasiun televisi terbesar di Hong Kong) menyiarkan drama berjudul The Greed of Man. Drama 40 seri yang diperani Adam Cheng, Damian Lau, Yammie Lam, Sean Lau, Vivian Chow, dan Amy Kwok ini bercerita tentang sepak terjang Ting Hai (diperani Cheng), seorang pialang saham yang pandai memanfaatkan peluang dan mampu mengendalikan putaran uang di pasar saham, hingga membuat banyak orang jatuh miskin akibat bermain saham.
Poster promosi  The Greed of Man
Uniknya, saat serial tersebut ditayangkan di televisi, pasar saham Hong Kong mengalami pergolakan yang luar biasa dasyat. Nilai saham jatuh drastis. Banyak pemain saham yang jatuh miskin mendadak. Gejolak saham yang dasyat itu dikenal dengan nama Ting Hai Effect, dan hingga kini masih menjadi bahan perbincangan masyarakat Hong Kong.
Yang lebih unik lagi, ketika sekuel film tersebut - Divine Retribution (juga diperani Adam Cheng)- ditayangkan September 2000, Indeks Hang Seng jatuh hingga 1,715 point, diikuti juga dengan jatuhnya harga saham di seluruh dunia.
Selidik punya selidik, para ekonom akhirnya menyimpulkan penyebab kekacauan pasar saham tersebut adalah Adam Cheng, di mana setiap kali ada drama serial televisi yang diperaninya, pasar saham pasti jatuh. Hal tersebut dibuktikan saat film-film Adam Cheng berikut ini ditayangkan di televisi Hong Kong :
a. Instinct (November 1994) : indeks Hang Seng jatuh lebih dari 2,000 point.
b. Once Upon A Time in Shanghai (September 1996): indeks Hang Seng jatuh 300 point.
c. Cold Blood Warm Heart (Juni 1997) : index Hang Seng jatuh hingga 735 point.
d. Legend of Yung Ching (Desember 1997) : index Hang Seng jatuh 1.4%
e. Blade Heart (Maret 2004) : index Hang Seng turun 550 point, sementara harga minyak melonjak tajam.
f. Return Home (Juli 2007) : index Hang Seng turun 1,165 point
g. King of Snooker (Maret 2009) : inde Hang Seng jatuh 663.17 point.
Sejak media memuat fakta ini, para produser menjadi sangat berhati-hati saat  mengajak Adam Cheng bermain dalam film mereka, karena mereka kuatir tampilnya Adam Cheng dalam film mereka akan berdampak besar bagi perekonomian Hong Kong yang pada akhirnya merugikan film produksi mereka sendiri. Di satu sisi pun, para broker dan pialang saham ikut ketar-ketir jika mendengar berita kalau Adam Cheng akan bermain dalam sebuah film, karena kuatir pasar saham akan goncang ketika film itu dirilis.

5.  TINGKAT KEMISKINAN DI ACEH MENINGKAT KARENA ROKOK
Maret 2012 silam, BPS Aceh mengeluarkan laporan mengejutkan bahwa angka kemiskinan di Aceh sudah mencapai 909 ribu orang. Analisa BPS terhadap penyebab tingginya tingkat kemiskinan tersebut lebih mengejutkan lagi : beras dan ... Rokok !!!
Ya, kedua komoditi tersebut merupakan komoditi terpenting dan terbesar di Aceh, di maana sumbangan pengeluaran beras terhadap garis kemiskinan makanan mencapai 32.16% pada perkotaan dan 40.74% pada pedesaan Aceh. Sedangkan rokok menyumbang 11.39% untuk wilayah pedesaan dan 12.99% untuk perkotaan.
Dalam laporan yang dibuat The Globe Journal, diberitakan bahwa penjualan rokok di Aceh saja mencapai 29 juta batang perminggu. Hal ini diamini oleh John Gledhill, Presiden Direktur PT HM Sampoerna, yang mengakui kalau penjualan rokok di Aceh masih cukup tinggi dan menjanjikan. Jadi tidak akan mengherankan - jika tingkat pendapatan masyarakat Aceh tidak meningkat (saat ini berkisar Rp 300.000 / kapita) - angka kemiskinan masyarakat di Aceh akan terus bertambah.

6. INFLASI GARA-GARA TARIF PARKIR
Ini benar-benar terjadi di Solo. Februari 2012 silam, angka inflasi Solo naik sebesar 0.08% menjadi 5.52% setelah Pemerintah Daerah mengubah tarif parkir menjadi tarif parkir progresif. Bahkan sebelumnya, tepatnya di bulan Januari 2012,  Pemerintah Kota Surakarta telah menerapkan tarif parkir yang terbagi dalam zonasi, seperti zona A, B, C, D, dan E dengan besaran tarif yang berbeda untuk masing-masing zona. Selain itu, tarif parkir pun naik hingga 100%. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta Toto Desanto, perubahan tarif parkir ini memberikan andil kenaikan inflasi sebesar 0.0859% dan menjadi komoditi ketiga yang menyumbang inflasi di Solo pada bulan Februari 2012, setelah Bawang Putih (0.113%) dan Bayam (0.1104%).