Mengulas tentang ragam fakta, peristiwa, cerita, ilmu pengetahuan, tips, artikel, photo, semua unik dan fenomenal.

Benarkah Makan Janin Manusia Memperkuat Stamina dan Membuat Awet Muda?

Menjelang akhir dekade 90an, saya membaca artikel tentang "Healthy Soup" yang dibuat oleh seorang jurnalis dari Taiwan waktu dia berkunjung ke China. Sup ini disinyalir memiliki kemampuan untuk menambah tenaga dan stamina jika diminum oleh laki-laki. Jika perempuan yang meminumnya akan membuat sang perempuan menjadi awet muda. Cukup mengejutkan ketika saya mengetahui kalo "Healthy Soup" yang dimaksud tidak lain adalah sup yang dibuat dari janin bayi manusia yang berumur 6-8 bulan. Harganya kala itu (RMB 3,000 - 4,000 atau sekitar Rp 3,3 - 4,4 juta perporsi).

Salah satu restoran yang cukup terkenal di daerah Fu San - Canton menjadi tempat persinggahan sang jurnalis. Di sana, dia iperlihatkan bagaimana cara memproses "sup sehat" yang disebut dengan nama sandi "BAIKUT" itu. Daging yang digunakan bukanlah daging yang didinginkan, namun benar-benar daging segar. Cara masaknya pun cukup sederhana : Janin tersebut dimasukkan dalam dandang bersama rempah-repah seperti pachan, tongseng, tongkui, keichi, beberapa potong jahe, daging ayam dan rusuk babi, kemudiam ditim selama 8 jam. Setelah daging tersebut sudah lembut, tinggal ditambahkan garam, merica, dan bumbu penyedap. Sup tersebut lebih nikmat dinikmati hangat-hangat.

Karena tidak distok, maka makanan ini tidak selalu tersedia di restoran tersebut. Biasanya janin diperoleh dari keluarga yang tidak menginginkan anak perempuan, atau ada orang yang menggugurkan kandungan atau keguguran. Ada dua pilihan janin yang bisa disiapkan : Janin mati dan janin hidup. Jika janin mati, harganya lebih murah. Namun jika janin hidup, harganya lebih mahal, karena diambil dengan cara dioperasi saat janin itu sudah berusia 6-8 bulan.


Benarkah Daging Bayi Bermanfaat Bagi Kesehatan? 

Sejak bertahun-tahun lalu, aborsi sudah dilakukan. Dan yang sering menjadi pertanyaan adalah : Kemana janin-janin aborsi itu? Karena dengan melihat grafik aborsi yang cukup signifikan, terutama di tahun 90an, rasanya kita akan menemukan ada satu lokasi penguburan massal bayi-bayi hasil aborsi.


Baru-baru ini, saya menemukan jawabannya, bahwa bayi-bayi hasil aborsi - di Amerika dan Eropa - biasanya dimanfaatkan untuk keperluan medis. Seperti misalnya memanfaatkan organ-organ tubuhnya yang masih muda untuk dikembangkan yang kemudian ditransplantasikan kepada yang membutuhkan. Ada juga yang menggunakannya sebagai bahan praktik mahasiswa kedokteran. Penggunaan bayi aborsi untuk keperluan medis ini telah dilakukan sejak tahun 1973. Walau demikian, bayi tidak pernah digunakan untuk dikonsumsi.

Sebenarnya urusan mengonsumsi produk "unik" sudah bukan hal aneh lagi bagi sebagian penduduk di berbagai negara. Di sebuah daerah Vietnam, mereka menyediakan makanan berupa Tikus Goreng. Di Thailand terdapat Kalajengking Goreng. Di Filipina ada makanan berupa telor janin Bebek yang dipercaya bisa meningkatkan vitalitas. Di Jerman mereka memakai Oseng Belatung. Di Indonesia - kalo tidak salah daerah Sulawesi - bahkan memakan Tongseng Kelelawar. Namun makanan yang paling ekstrim yang pernah dimakan adalah janin manusia. Dan disinyalir "kebiasaan" memakan janin dimulai dari China.

Menurut kabar burung, di daerah Shenzhen, seorang dokter berhasil mengembangkan suplemen makanan untuk diet yang dibuatnya dari embrio manusia yang telah mati. Sebelumnya, sang dokter telah melakukan eksperimen dengan memakan beberapa janin manusia hasil aborsi. Dokter itu mengklaim bahwa janin itu baik untuk kesehatan / vitalitas tubuh dan meremajakan kulit.
Sejak munculnya suplemen makanan yang dibuat dari embrio janin, orang-orang mulai tertarik untuk memakan janin manusia.

Kebiasaan mengonsumsi janin ini pun menyebar hingga ke Hong Kong. Seorang reporter dari Eastweek Magazine menginvestigasi dan menemukan bahwa penjualan janin di Hong Kong ternyata ukup tinggi. Dan nilai jual sebuah janin juga cukup lumayan. Saat permintaan tidak banyak, satu janin dihargai US$10. Tetapi jika banyak, bisa mencapai US$ 20 per janin. Biasanya, janin yang dicari adalah yang masih memiliki plasenta dan berwarna merah muda. Janin berplasenta terbukti sangat baik untuk menghaluskan kulit, membuat tubuh menjadi kuat, dan memperbaiki fungsi ginjal. Kebanyakan penikmat janin berplasenta di Hong Kong adalah kaum hawa berusia di atas tiga puluh tahun. Selain untuk menjaga kebugaran tubuh, juga untuk mempercantik diri.

Beberapa wanita mengklaim bahwa janin membantu mereka untuk tetap awet muda. Menurut pengakuan Ms Cheng Yo - usia 40 - dia biasanya makan sup janin enam bulan sekali. Awalnya dia mengonsumsi sup itu di Hong Kong. Namun karena semakin sulitnya memperoleh sup itu, akhirnya dia pergi ke Shenzhen untuk mendapatkanya. Kebiasaan mengonsumsi sup janin dimulai saat dia menderita asma sepuluh tahun silam. Dokter menyarakannya untuk mengonsumsi janin karena ampuh untuk menyembuhkan penyakitnya itu. Awalnya dia tidak percaya. Namun setelah dua kali menjalani program minum sup janin, dia akhirnya sembuh. Kini, dia masih tetap mengonsumsi sup janin karena terbukti dapat membuatnya awet muda dan bersemangat.

Zou Qin, 32, wanita kelahiran Hubei ini juga mengklaim kalau kulitnya masih kencang hingga hari ini dikarenakan program diet dan makan janin yang diterapkannya. Sebagai seorang dokter di Klinik Lun Hu, Zhou sering membantu pasiennya melakukan aborsi. Dari pengalamannya makan janin (hasil aborsi yang dilakukannya), dia menemukan bahwa janin memiliki nutrisi sangat tinggi dan sangat baik bagi tubuh. Dia mengklaim telah memakan lebih dari 100 janin selama enam bulan terakhir.

Dr. Warren Lee, presiden Hong Kong Nutrition Association mengakui adanya kegiatan mengonsumsi janin manusia ini. "Janin manusia adalah salah satu obat tradisional China yang telah dikenal sejak jaman dahulu," jelas Dr. Lee. "Dilihat dari komponen nutrisinya, janin merupakan sumber protein dan lemak yang baik. Janin pun memiliki kandungan mineral yang sangat baik dan tersimpan di tulang-tulang lunak mereka. Janin pun memiliki beberapa hormon tertentu yang memang bermanfaat bagi tubuh manusia, seperti hormon untuk diabetes."

Namun Dr. Lee menganjurkan agar orang tidak mencari kesembuhan dengan memakan janin. "Banyak orang berpikir kalau janin memiliki substansi atau bahan kimia yang tidak dikenal yang dapat memberikan kekuatan seperti yang diklaim banyak orang. Namun faktanya, hingga hari ini, tidak ditemukan adanya hal itu. Klaim dan gosip semacam itu biasanya dibuat orang hanya untuk mencari keuntungan untuk mereka semata."

Memakan janin sebenarnya sangat berbahaya karena janin mengandung banyak bakteri yang hanya bisa mati dalam suhu 400 derajat. Bakteri ini, apabila dimakan akan berpengaruh buruk bagi orang yang memakannya. Walau janin mengandung protein, namun kandungannya sama banyak dengan yang dimiliki susu, kacang-kacangan, dan tahu. Jadi secara kedokteran, tidak ada bedaya makan janin dengan makan sayuran, buah-buahan, susu, dan kacang-kacangan.